Kecerdasan Buatan (AI) terus berkembang, dari hanya chatbot hingga menjadi robot pintar yang mampu melakukan pekerjaan Manusia. Secara data histori dari tahun ke tahun Kecerdasan buatan (Artifical Intelligence atau AI) telah menjadi salah satu teknologi paling revolusioner di era digital.
Sejarah AI
Konsep AI pertama kali muncul pada tahun 1956, ketika para ilmuwan merintis langkah pertama dalam pengembangan kecerdasan buatan. Namun, pada tahun-tahun berikutnya, perkembangan AI mengalami periode yang dikenal sebagai “musim dingin AI” di mana minat dan dukungan terhadap teknologi ini menurun drastis. Barulah pada tahun 2000-an, kemajuan dalam teknologi komputer dan perkembangan algoritma memulai era baru dalam perkembangan AI.
Jenis-Jenis AI
Ada beberapa jenis AI berdasarkan kemampuan dan fungsinya:
- Weak AI: AI yang hanya memiliki kemampuan terbatas untuk melakukan tugas tertentu, seperti asisten virtual seperti Siri atau Google Assistant.
- Strong AI: AI yang memiliki kemampuan yang mendekati atau setara dengan kecerdasan manusia. Saat ini, masih dalam tahap pengembangan.
- AI Narrow: AI yang dirancang untuk menyelesaikan tugas-tugas spesifik, seperti bermain catur atau mengenali wajah dalam foto.
- AI Broad: AI yang dirancang untuk melakukan berbagai tugas dan belajar dari pengalaman, seperti mobil otonom.
Apakah Robot AI akan Menggantikan Pekerjaan Manusia?
AI tidak sepenuhnya menggantikan Manusia, tetapi lebih ke arah mengotomatisasi tugas-tugas repetitif. Di masa depan, pekerjaan akan berubah, dan kita perlu sekali untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi. karena apabila kita tidak mempelajari ilmu AI maka kita akan terus tertinggal dengan perkembangan zaman yang ada saat ini dan mendatang atau mungkin dalam 5 tahun kedepan Anda akan bisa tergantikan apabila tidak mengetahui bagaimana cara AI bekerja.
“Bukan AI yang Akan Mengambil Pekerjaanmu Tapi Justru Orang yang Menggunakan AI — Jensen Huang, CEO Nvidia”
Tujuan dari kecerdasan buatan menurut Winston dan Prendergast (1984)
- Membuat mesin menjadi lebih pintar — Tujuan Utama
- Memahami apa itu kecerdasan — Tujuan Ilmiah
- Membuat mesin lebih bermanfaat — Tujuan entrepreneurial
AI dipandang dalam berbagai perspektif
- Dari perspektif Kecerdasan (Intelligence) AI adalah bagaimana membuat mesin yang “cerdas” dan dapat melakukan hal‐hal yang sebelumnya dapat dilakukan oleh manusia.
- Dari perspektif bisnis AI adalah sekelompok alat bantu (tools) yang berdaya guna dan metodologi yang menggunakan tool‐tool tersebut guna menyelesaikan masalah‐masalah bisnis.
- Dari perspektif pemrograman (Programming) AI termasuk didalamnya adalah studi tentang pemrograman simbolik, pemecahan masalah, proses pencarian(search).
- Dari perspektif penelitian (research) Riset tentang AI dimulai pada awal tahun 1960‐an, percobaan pertama adalah membuat program permainan (game) catur, membuktikan teori dan general problem solving (untuk tugas tugas sederhana).
Domain Penelitian Dalam Kecerdasan Buatan
- Persepsi (Vision & Percakapan)
- Bahasa Alamiah (Pemahaman, Penurunan, Translasi)
- Kontrol Robot
- Permainan(Game)
- Persoalan Matematis (Geometri, Logic, Kalkulus Integral)
- Egineering (Desain, PenemuanKesalahan, PerencanaanPabrik)
- Analisa ilmiah
- Diagnosa bidang Kedokteran
- Analisa Financial
Domain Penelitian Dalam Kecerdasan Buatan Permainan
- Kebanyakan permainan dilakukan dengan menggunakan sekumpulan aturan.
- Dalam permainan digunakan apa yang disebut dengan pencarian ruang.
- Teknik untuk menentukan alternatif dalam menyimak problema ruang merupakan sesuatu yang rumit.
- Teknik tersebut disebut dengan HEURISTIC.
- Permainan merupakan bidang yang menarik dalam studi heuristic
Domain Penelitian Dalam Kecerdasan Buatan Natural Languange
- Suatu teknologi yang memberikan kemampuan kepada komputer untuk memahami bahasa manusia sehingga memahami bahasa manusia sehingga pengguna komputer dapat berkomunikasi dengan komputer dengan menggunakan bahasa sehari‐hari.
Domain Penelitian Dalam Kecerdasan Buatan Robotik dan Sistem Sensor
- Sistem sensor seperti sistem vision, sistem tactile, dan sistem pemrosesan sinyal jika dikombinasikan dengan AI dapat dikategorikan ke dalam suatu sistem yang luas yang disebut sistem robotik.
Domain Penelitian Dalam Kecerdasan Buatan Expert System
- Sistem pakar (Expert System) adalah program penasehat berbasis komputer yang mencoba meniru proses berpikir dan pengetahuan dari seorang pakar dalam menyelesaikan masalah masalah spesifik.
Program AI yang mulai dibuat antara lain:
- Logic Theorist, diperkenalkan pada Dartmouth Conference, program ini dapat membuktikan teorema-teorema matematika.
- Sad Sam, diprogram oleh Robert K. Lindsay (1960). Program ini dapat mengetahui kalimat‐kalimat sederhana yang ditulis dalam bahasa Inggris dan mampu memberikan jawaban dari fakta‐fakta yang didengar dalam sebuah percakapan.
- ELIZA, diprogram oleh Joseph Weinzenbaum (1967). Program ini mampu melakukan terapi terhadap pasien dengan memberikan beberapa pertanyaan.
- Program yang telah diteliti Sad Sam kini sudah banyak di kembangkan banyak kalangan seperti; Chat GPT, Prepelxity, Deepseek, Gemini yang masuk ke kategori Natural Language Processing (NLP). Tidak hanya itu program lainnya ada antara lain seperti Google Assistant & Siri.
- Program yang telah diteliti Logic Theorist dalam perkembangan modern saat ini adalah; Automated Theorem Proving (ATP) → Sistem seperti Prover9, Coq, dan Lean digunakan untuk pembuktian teorema matematis. — DeepMind’s AlphaTensor (2022) → AI yang menemukan algoritma baru untuk perkalian matriks lebih efisien daripada manusia. — , GPT-4 & Wolfram Alpha → Bisa membantu dalam pembuktian matematis dan menyelesaikan soal kompleks.
- ✅ Chatbot AI Terapi → Woebot, Wysa, dan Replika menggunakan AI untuk memberikan dukungan emosional kepada pengguna.
- ✅ ChatGPT & Bing AI → Bisa meniru pola komunikasi terapeutik dan menjawab pertanyaan dengan pendekatan empati.
- ✅ Google Bard & Claude → Model AI yang lebih canggih dalam memahami dan merespons percakapan.
Perbedaan Artifical Intelligence dan Human Brain
Kelebihan AI
- Kecerdasan Buatan lebih bersifat permanen,
- Kecerdasan alami akan cepat mengalami perubahan — Hal ini dimungkinkan karena sifat manusia yang pelupa. Kecerdasan Buatan tidak akan berubah sepanjang sistem komputer dan program tidak mengubahnya.
- Kecerdasan buatan lebih mudah di duplikasi dan disebarkan. Mentransfer pengetahuan manusia dari satu orang ke orang lain membutuhkan proses yang sangat lama dan juga keahlian lain membutuhkan proses yang sangat lama dan tidak pernah di duplikasi dengan lengkap. Jika pengetahuan terletak di komputer, pengetahuan dapat disalin dan dipindahkan dengan mudah ke komputer yang lain.
- Kecerdasan buatan lebih murah dibanding dengan kecerdasan alami. Menyediakan layanan komputer akan lebih mudah dan lebih murah dibandingkan dengan harus mendatangkan seseorang untuk mengerjakan sejumlah pekerjaan dalam jangka waktu yang sangat lama.
- Kecerdasan buatan bersifat konsisten. Hal ini disebabkan karena kecerdasan buatan adalah bagian dari teknologi komputer. Sedangkan kecerdasan alami akan sering berubah-ubah.
- Kecerdasan buatan dapat didokumentasi. Keputusan yang dibuat oleh komputer dapat didokumentasi dengan mudah dengan melacak setiap aktivitas dari sistem tersebut. Kecerdasan alami sangat sulit untuk di reproduksi.
- Kecerdasan buatan dapat mengerjakan pekerjaan lebih cepat dibanding dengan kecerdasan alami.
- Kreatif. Kemampuan untuk menambah pengetahuan sangat melekat pada jiwa manusia. Pada kecerdasan buatan untuk menambah pengetahuan harus dilakukan melalui sistem yang dibangun.
- Kecerdasan alami memungkinkan orang untuk menggunakan pengalaman secara langsung. Sedangkan pada kecerdasan buatan harus bekerja pada input-input simbolik.
- Pemikiran manusia dapat digunakan secara luas tidak tergantung kasus, sedangkan kecerdasan buatan sangat terbatas tergantung kasus.
Kesimpulan
Perkembangan AI dan robotika telah banyak mengubah aspek dalam dunia kerja, mengotomatisasi tugas-tugas rutin, dan meningkatkan efisiensi di berbagai industri. Namun, meskipun beberapa pekerjaan mungkin akan hilang, AI juga menciptakan peluang baru yang menuntut keterampilan yang lebih kreatif, analisis, dan manusiawi.
Jika beberapa manusia banyak menganggap AI adalah ancaman maka itu sebuah salah yang besar melainkan kita bisa menganggapnya sebagai alat yang membantu kita untuk bekerja lebih cerdas, bukan lebih keras. Adaptasi, pembelajaran keterampilan baru, dan pemanfaatan AI secara bijak akan menjadi kunci bagi masa depan dunia kerja yang lebih seimbang antara teknologi dan manusia.
0 Komentar